RENUNGAN MINGGU BIASA XXVII
MINGGU, 08 OKTOBER
2017
MATIUS 21:33-43
Diakon Ris, O. Carm sedang bekerja di kebun para karmelit (doc. komunitas Redemptus) |
Kisah
Injil yang ditawarkan pada Hari Minggu Biasa XXVII ini menampilkan sebuah tema
yang tidak asing lagi di tengah hidup kita. Injil menampilkan kembali
perumpamaan yang dipaparkan Yesus sebagai sindiran kepada bangsa Yahudi waktu
itu. Tuhan menganugerahkan kepada bangsa Yahudi sebuah kehidupan yang luar
biasa. Banyak berkat yang mereka terima dalam sejarah bangsa mereka. Kisah ini
barangkali memiliki pola yang kurang lebih sama dengan kisah sebelum air bah di
zaman sebelumnya. Manusia, yang sudah keenakan karena diberi berkat yang luar
biasa, dunia yang menarik, kemudian merasa bahwa dunia ini miliknya sehingga
mereka lupa kepada Tuhan. Mereka tidak menyadari bahwa semua yang mereka terima
sesungguhnya adalah berkat dari Tuhan. Mereka cenderung serampangan dalam
hidupnya. Alhasil, Tuhan memusnahkan mereka dan kemudian memilih kelompok kecil
keluarga Nuh untuk memulai sesuatu yang baru.
Dalam
perjalanan selanjutnya, para manusia ini kemudian hidup dan berkembang sampai
kemudian melahirkan generasi-generasi yang melupakan kebaikan Tuhan. Mereka lupa
bahwa Tuhan-lah yang sudah memberi mereka keselamatan dan berkat itu. Di
sinilah, Allah kemudian datang dengan sebuah tawaran sikap yang berbeda. Ia mengutus
Putera-Nya untuk memberikan jaminan keselamatan yang lebih penuh. Tetapi,
sesuatu yang menyedihkan justru terjadi. Mereka terlampau dipenuhi oleh egoisme
yang sangat kuat sehingga kemudian mengambil sikap mengejutkan. Mereka menolak
ahliwaris dan pemilik kebun anggur keselamatan itu, menyiksa-Nya, dan membunuh
Dia. Mereka merasa bahwa mereka lebih berhak atas kebun anggur yang diberikan
kepada mereka untuk dikerjakan itu. Mereka terlalu rakus untuk menguasai
segalanya, seakan itu adalah milik mereka sendiri; seakan itu adalah hasil
usaha mereka sendiri.
Kisah
Injil hari ini menjadi sebuah catatan yang sungguh penting untuk diperhatikan. Kita
sebagai seorang pengikut Kristus diajak untuk mampu menjadi seorang pekerja
yang tahu diri. Kita dipanggil ke kebun anggur Tuhan, yakni dunia yang sangat
luas ini untuk mengembangkan dunia ini. Tuhan memberi kita mandat untuk “memenuhi
bumi dan menaklukkannya”. Artinya, kita bisa mengusahakan banyak hal untuk
memenuhi segala kebutuhan kita. Namun, kita tidak pernah boleh lupa bahwa
segalanya itu hanyalah titipan dari Tuhan. Tuhan-lah sesungguhnya penguasa
segala yang kita dapatkan ini. Pekerjaan, jabatan, pangkat, kedudukan, harta,
uang, warisan, mobil, rumah, tanah, dan segala bentuk kekayaan manapun adalah
sungguh-sungguh pemberian Tuhan. Tuhan menitipkan semuanya itu kepada kita
untuk dipakai dalam rangka melayani Dia yang hadir dalam sesama yang sungguh
membutuhkan bantuan. Hal inilah yang seringkali kita lupakan sehingga ketika
orang-orang menderita datang kepada kita, kita justru semakin membuat mereka
terpuruk dalam penderitaan. Inilah bentuk ketamakan baru yang disindir Tuhan
melalui perumpamaan-Nya hari ini.
Sekarang,
kita tinggal memilih apakah kita menjadi pekerja yang baik, yang tahu apa yang
harus diserahkan kepada sang Empunya kebun anggur ini ataukah kita memilih
menjadi seorang pekerja yang punya ambisi kuat merampas dan menghabisi siapapun
yang sebenarnya adalah ahli waris dari kebun anggur yang diberikan Tuhan untuk
kita usahakan ini. Mari kita berdoa semoga Tuhan membimbing kita untuk menjadi
pekerja kebun anggur yang tahu diri. Berkah
Dalem___
Komentar
Posting Komentar