Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

SEJENAK MENDOAKAN MEREKA YANG TERLUPAKAN (Sebuah catatan sederhana tentang para ODHA)

Gambar
___Tulisan ini adalah catatan pengantar dalam tulisan akhir saya saat akan menyelesaikan pendidiann saya di STFK Ledalero_____ HIV dan AIDS akhir-akhir ini menjadi sebuah persoalan yang sangat serius dibicarakan dan dibahas oleh banyak kalangan. Orang selalu membiqcarakan tentang HIV dan AIDS karena berbagai dampak yang muncul menyertai kehidupan mereka yang terserang virus ini. Virus ini adalah sebuah virus kronis. Dalam arti ini, pandangan yang menyatakan bahwa virus ini mematikan harus disingkirkan. Pandangan yang keliru ini kemudian membuat lingkungan sosial tertentu sering merasa takut ketika berada di dekat orang-orang yang terinfeksi virus ini. Ada banyak sekali faktor yang dapat diuraikan sebagai penyebab perkembangan virus ini. Perkembangannya yang tak pernah berhenti ini membuat pada situasi tertentu orang tidak menyadari bahwa dirinya telah terserang. William Chang menulis, “Para pengidap virus ini tidak hanya ditemukan di kawasan perkotaan, tetapi sudah merambah hi...

MATA-MATA MATA MATA

                  Teriakan-teriakan membahana. Memecah kesunyian malam, membelah kepekatan malam. Amarah menyatu di antara teriakan-teriakan itu. Suasana sedang panas padahal seharusnya di tengah kepekatan malam seperti ini terasa dingin. Daerah ini memang daerah dingin, tapi malam ini berubah panas, sangat panas.                   Manusia-manusia itu bergerak dengan obor di tangan kiri dan parang di tangan kanan. Mereka menarik lima orang manusia yang menyedihkan sekali nasibnya; terikat seperti seekor babi digiring ke tempat pembantaian. Di mata mereka ada kesedihan mendalam bercampur ketakutan yang mengerikan. Wajah-wajah para penyeret mereka penuh amarah. Wajah mereka merah menyala, nyaris seperti obor yang menyala di tangan mereka.             ...

ESOK PURNAMA (Malam Terakhir Ine Embu)[*]

Gambar
SET: ruang tidur-satu tempat tidur-lampu minim-ada pelita (seorang perempuan terlihat tidur melingkar di atasnya, dengan nafas terengah, ketakutan, instrumen halus sekali, di tengah lalu perempuan itu terdengar terisak) PEREMPUAN: (Setelah beberapa saat terisak) Esok purnama (berulang-ulang sampai dirasa cukup kali lalu hening serentak, musik juga mati, hanya nafas terengah)...esok purnama dan saya tahu esok hari yang selama ini mereka tunggu. (bangun dari tidur dan duduk memeluk lutut) Esok purnama dan saya tahu esok hari yang selama ini mereka tunggu. (kepada penonton) Saya tak pernah menunggunya. Mereka yang selalu menunggu hari itu. saya tahu mereka menunggu. Menunggu hari itu. Setiap hari sejak dua tahun yang lalu mereka membicarakan itu. Sembunyi-sembunyi supaya saya tak tahu (lalu tersenyum dan tertawa). Tapi saya selalu tahu apa yang mereka bicarakan. Mereka suka mengulang pembicaraan yang sama. Selalu. Dan saya juga selalu tahu apa yang mereka bicara...